Perjalanan Menjadi Pejabat Fungsional Epidemiolog Kesehatan Ahli

Perjalanan Menjadi Pejabat Fungsional Epidemiolog Kesehatan Ahli

Mimpi di Usia Balita

Dulu sekali saat usia belia, seperti anak kebanyakan, cita-citaku kala itu adalah menjadi dokter. Sebab, keren rasanya membayangkan menjadi sosok, yang bisa mengobati dan membantu menyembuhkan orang lain. Impian indah itu, dipermanis dengan pemandangan elok mahasiswa dan mahasiswi kedokteran yang selalu ikut membantu, saat salat hari raya yang diselenggarakan di salah satu universitas ternama di kotaku. Begitu saja membuat aku merasa, akan menjadi bagian dari mereka.

Kemudian, menyaksikan ibu yang dengan mahirnya menyusun potongan kain terkesan sederhana menjadi busana yang cantik, membuat impianku pun berganti. Menjadi sebuah ketertarikan untuk menjadi bagian dari tim kreatif yang mencipta berbagai mode, sebagai seorang desainer mode.

Namun, akhirnya keputusan orang tualah yang berlaku. Keharusan melanjutkan ke sekolah menengah umum — meskipun memupus mimpi menjadi desainer — tetapi membuka peluang untuk meneruskan niat menjadi dokter. Sebab pilihan jurusannya memang tersedia. Tinggal mempersiapkan diri dengan maksimal, untuk menebus tiket masuk menjadi salah satu mahasiswi di sana.

Ternyata, takdir yang berlaku kemudian, berbeda. Pilihan kedua yang tercantum di formulir pendaftaran mahasiswi baru lah — sebagai calon mahasiswi fakultas kesehatan masyarakat — yang akhirnya menjadi rute hidupku selanjutnya.

Kawah Candradimuka

Mungkin berlebihan jika Masa lima tahun perjalanan mendalami ilmu kesehatan, disebut kawah candradimuka. Tetapi, buat aku pribadi, ternyata tidak mudah — meskipun tak terlalu sulit juga. Namun, semua prosesnya bisa kulalui dengan lancar. Begitulah, aku kemudian lulus dan dilantik sebagai seorang sarjana kesehatan masyarakat. Kenapa bukan sebagai seorang epidemiolog? Memang bukan. Sebab epidemiologi hanya merupakan salah satu bagian dari lingkup keilmuan kesehatan masyarakat. Dan ternyata, masih panjang juga jalan yang harus ditempuh untuk benar-benar menjadi seorang epidemiolog.

Singkatnya, karena kebutuhan akan tenaga kesehatan masih relatif tinggi — meskipun harus melalui ujian nasional — aku termasuk salah satu yang beruntung, bisa langsung diangkat menjadi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN).

Bahagia, tentu saja. Namun, ternyata banyak pilihan profesi yang berseliweran di ranah kesehatan, yang salah satunya bisa saja aku pilih untuk menjadi goalku selanjutnya. Untungnya, beberapa orang baik yang hadir, membantuku fokus untuk menetapi niat semula sesuai jurusan epidemiologi yang aku ambil.

Kemudian, walaupun melalui berbagai proses yang tidak selalu menyenangkan. Juga pertimbangan maju mundur antara dua pilihan jabatan. Akhirnya, sejak tahun 2012 aku mengantongi surat pengukuhan sebagai salah seorang pejabat fungsional epidemiologi kesehatan di dinas kesehatan sebuah kota kecil yang permai.

Memasang Target Tinggi

Rupanya menjadi seorang epidkes — begitu kami biasa menyebut profesi ini — bukan pencapaian akhir. Masih banyak jenjang yang bisa ditempuh untuk berada pada posisi dengan jabatan dan pangkat tertinggi sebagai seorang ASN. Dan itu menjadi salah satu motivasi terbaik yang menyemangatiku, untuk terus belajar dan memposisikan diri menjadi yang tertinggi di profesi ini.

Begitulah. Aku tak pernah berhenti belajar. Setiap peluang untuk mendalami ilmu epidemiologi — jika diizinkan suami — selalu diambil. Berbagai perangkat studi pendukung untuk memudahkan diri memahami ilmu ini pun, tidak sungkan aku tempuh.

Meskipun harus berlelah-lelah membaca buku-buku tebal peraturan perundang-undangan mengenai jabatan fungsional — khususnya epidemiologi kesehatan — tak membuatku surut untuk mewujudkan target menjadi yang tertinggi. Paling tidak, menjadi tenaga yang recommended bila membahas jabatan fungsional epidemiologi kesehatan.

Menjadi bintang dalam bidang apa pun memang tak pernah mudah. Sebab ada komitmen dan konsekuensi yang mengikat di dalamnya. Namun, imbalannya pasti juga tak akan mengecewakan. Kita hanya tinggal memasang niat dan fokus mencapainya. Dan memang itu saja yang aku lakukan. Sisanya, pertolongan Allah jua yang kemudian membuatnya nyata.

Pencapaian yang Indah

Hasil memang tidak pernah mengkhianati proses. Pembelajaran panjang yang aku tempuh untuk memahami konsep ilmu dan ranah jabatan fungsional epidemiologi kesehatan. Perjalanan intens komunikasi dan membuka diri sebagai tempat konsultasi terkait jafung epidkes. Ribuan hari yang ditempuh untuk membangun branding sebagai seorang tenaga jafung epidkes terpercaya, mulai menampakkan hasilnya.

Bermula sebagai tim penilai di kabupaten sendiri, meningkat menjadi tim penilai juga untuk untuk teman jafung epidkes dari kabupaten lain. Dari satu kabupaten yang meminta penilaian, bertambah menjadi dua, tiga dan terakhir kali dicek, ternyata aku sudah melakukan penilaian untuk 6 kabupaten/kota lain di provinsi yang aku tetapi. Dan sepertinya akan terus bertambah. Sebab masih ada saja kabupaten/kota yang belum memiliki tim penilai jafung epidkes. Padahal, untuk bisa terus naik jenjang dan jabatan, mutlak harus ditempuh dengan penilaian terhadap kinerja profesinya.

Pencapaian paling manis yang aku rasakan sebagai seorang pejabat fungsional epidemiologi kesehatan, adalah ketika diminta menjadi tim penguji kompetensi buat calon jafung epidkes di provinsi.

Bayangkan! Aku yang seorang tenaga dari kabupaten, diminta menguji tenaga di instansi yang levelnya lebih tinggi.
Kok bisa? Begitulah uniknya profesi jafung kesehatan seperti ini. Asal level jabatannya memungkinkan, bisa saja tenaga jafung dari instansi level bawah menilai level di atasnya.

Yah. Target untuk menjadi yang tertinggi telah tercapai. Meskipun tadinya seperti sesuatu yang tidak mungkin untuk digapai, ternyata anugerah Allah SWT telah membantuku mewujudkannya.

Apresiasi memang terkadang memabukkan. Sungguh. Membuat kita serasa di awang-awang dan terlupa untuk berpijak. Namun, semoga tak membuatku lupa akan eksistensi utamanya.

Yah, semoga masih tetap memijak bumi, meskipun langit yang menjadi batas pencapaian kinerjanya. Untuk terus berupaya menjadi pejabat fungsional epidemiologi kesehatan yang bisa dibanggakan dan memberi manfaat luas buat siapa saja yang membutuhkannya.

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

One Response

  1. Jenjang Karir sebagai Seorang Epidemiolog | Belajar EpidemiologiMay 5, 2021 at 4:58 pmReply

    […] Perjalanan Menjadi Pejabat Fungsional Epidemiolog Kesehatan Ahli […]

Leave a Reply